Kamis, 13 September 2007

Iman Setengah Hati

Iman Setengah Hati

28 March 2007

Seringkali kita melihat seorang gadis yang berjilbab atau berkerudung bergandengan tangan di jalan dengan bukan muhrimnya, hal ini adalah pemandangan yang sering kita lihat dikawasan jatinangor. Dan masih banyak kejadian yang lain seperti mengaku dirinya beriman kepada Allah, melakukan sholat 5 waktu, akan tetapi masih sering juga melakukan dosa-dosa kecil maupun dosa besar. Satu contoh sederhana ketika orang itu memakai kerudung bermesra-mesraan didepan umum, dan bergandengan tangan dengan bukan muhrimnya, alasan contoh ini saya ambil karena kerudung adalah suatu identitas. Yang menjadi permasalahan kerudung adalah simbol atau identitas islam. Sungguh sangat tidak sempurna iman orang itu. Iman adalah mempercayai dengan sepenuh hati dan melakukan dengan perbuatan. Artinya bila kita sudah beriman maka segala perintah dan larangannya haruslah kita ikuti jangan melakukannya setengah hati. Dan bila kita temui kejadian yang saya ceritakan diatas maka perlu dipertanyakan keimananannya….

Melakukan hal yang setengah hati dalam beriman adalah hal yang tidak konsisten terhadap ajaran islam itu sendiri. Sebaiknya kita mempertanyakan kembali keimanan kita. Beriman kepada suatu yang Esa adalah hal diyakini semua orang akan tetapi dia tidak tahu dasar pondasi dari mana keimanan yang dia peroleh apakah dari warisan orang tua atau ikut-ikutan saja sebagai bentuk identitas. Jadi perlu kiranya kita meninjau kembali keimanan kita apakah kita sudah melakukan sepenuh hati atau setengah hati. Jadi dalam hal ini melakukan iman dengan setengah hati adalah jalan alternatif yang di inginkan oleh syaitan-syaitan untuk menemaninya ke neraka jahanam. Kemudian yang paling penting adalah perlu kiranya kita menanyakan kembali sudah sempurnahkah Iman kita atau hanya setengah hati? Alangkah mungkin lebih baik jika kita meninggalkan identitas atau melepaskan semua aturan-aturan identitas yang kita yakini daripada mengimani hanya setengah hati. Ketika kita melepaskan identitas yang kita imani, maka kita tidak perlu terikat dengan hal-hal yang lain seperti adanya suatu keterkungkungan dalam hati, atau keterkungkungan aturan yang padahal sebenarnya kita terkadang masih ingin melakukan diluar koridor yang telah ditentukan oleh identitas tersebut………

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda