Kamis, 13 September 2007

Filsafat Bingung

Filsafat Bingung

……Satu-satunya yang kita butuhkan untuk menjadi filosof yang baik adalah rasa ingin tahu……

Filsafat adalah diumpamakan seorang yang berdiri diatas bumi dan tengadah keatas dan melihat bintang-bintang dan menyelami hakikat dirinya dengan alam semesta galaksi. Artinya memandang secara menyeluruh bagaimana cara memandang hidup. Dan dia ingin mentetahui hakikat dirinya dalam kesemestaan galaksi secara menyeluruh. Kemudian dia ingin membongkar tempat ia berpijak secara fundamental artinya menyelami berpikir dengan filsafat secara mendasar. Selain itu untuk memilah-milah dalam mengambil suatu kesimpulan yang dianggap benar, mana yang layak atau tidak layak dengan suatu penelitian dan pembuktian. Hal ini dapat disebut sebagai spekulatif, mengapa filsafat disebut sebagai spekulatif karena disinilah dapat kita gunakan filsafat yakni dengan menganalisis dengan suatu pembuktian dengan cara berproses dan menetapkan dasar-dasar yang dapat diandalkan atau tidak. Apa yang disebut logis? Apa yang disebut sahih? Apa yang disebut benar? Apakah alam ini teratur atau kacau? Bagaimana kita memandang hidu? Apa tujuan dari hidup? Apa yang mengatur kehidupan ini? Dan sekarang kita sadar bahwa semua pengetahuan itu adalah dimulai dengan spekulasi.

Begitu banyak model cara pandang manusia sehingga harus mengambil satu model, atau tidak sama sekali memakainya. Apakah perbedaan antara pengetahuan dan ilmu? Dalam menyusun pengetahuan perlu ada hipotesis yakni yang biasa disebut logico-hypotico-verifikatif. Bagaimana tuhan mengatur kehidupan ini? Apakah tuhan mengatur kehidupan seperti melempar sebuah bola dadu, yakni dengan mengacaknya. Lempar acak disini adalah seperti tentang kematian, nasib, keberuntungan. Kematian yang menimpa artis pelawak Taufik Safalas adalah suatu contoh bahwa ketika tuhan melemparkan bola dadu secara random maka yang muncul sampling yang bernama Taufik Safalas dan mengambil nyawa Taufik dengan suatu kecelakaan. Dalam hal ini sangat sukar mengetahui kehendak tuhan, atau dalam suatu kasus yang tulis oleh Bruder Juniper dalam sastra klasik The Bridge of Sun luis Rey yang termasyur., ketika dua abad berselang jembatan yang paling indah di seluruh Peru amburk, dan melemperkan lima orang ke jurang yang dalam. Dan bisa jadi tuhan terhadap kita adalah bagaikan lalat yang dibunuh kanak-kanak pada suatu hari dimusim panas.

Pada suatu hari saya mengikuti kuliah umum yang diadakan oleh Unpad kerjasama dengan BI yang menghadirkan seorang pembicara yang terkenal dan pada tahun 2006 dia mendapatkan nobel dunia. Muhammad Yunus nama orang itu, dia menyampaikan presentasinya didepan para undangan, yang dihadiri oleh para dosen, staf-staf bank yang ada di Jabar, dan para tamu-tamu terhormat yang menurut saya dia adalah orang yang biasa saja seperti Danny Setiawan, Rector Unpad dan segenap direksi BI. Mungkin karena status social yang berbeda makanya dia terhormat. Dan untuk saat ini pada waktu tuhan melempar dadu ternyata orang-orang tersebut yang namanyalah yang keluar sehingga nasib dan keberuntungan dipihak mereka. Kembali ke seminar yang saya ceritakan diataas, hampir satu setengah jam kuliah itu berlangsung. Seminar itu tentang microcredit yang diberikan kepada rakyat yang tidak mampu dan memaparkan segala pengalaman-pengalaman yang telah dia capai. Begitulah kira2 ceramah yang disampaikan. Hingga pada menit terakhir kuliah ada seorang yang bertanya ke teman saya. Kira2 begini pertanyaan audiens yang bertanya pada teman saya. Dek dari tadi intinya apa yang dibicarakan oleh Muhammad Yunus? Teman saya lalu keningnya mengerinyit dan bersapah dalam hati uhhhh. Kesimpulan yang ambil adalah biarpun seorang pembicara yang mendapatkan sebuah hadiah nobel serta mengemukakan sekian fakta yang actual dan para pendengar sekiranya juga belum mengetahui yang mana hipotesis, mana kerangka pemikiran, yang mana kesimpulan, yang mana keseluruhan yang terkait dan tersusun dalam penalaran ilmiah, semua itu adalah seperti masuk dari telingan kanan dan kelua dari telinga kiri. Tugas utama dari filsafat kata Wittgeinstein bukanlah menghasilkan susunan pernyataan falsafati, melainkan menyatakan sebuah pernyataan sejelas mungkin.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda