This is About Faith n not Compromise
Saya baru menonton film long road to heaven, film ini menceritakan tentang kajadian bom bali. Sangat menarik cerita film ini, ada beberapa poin yang saya bisa kutip dari setelah menonton film ini. Yang pertama tentang suatu keyakinan. Film ini menonjolkan satu sisi kekuatan keyakinan yang sangat kuat dari kaum musilimin yakni dalam hal ini Jamaah Islamiah. Dimana para pelaku bom bunuh diri yang mengatasnamakan perang melawan kaum kafir dan kebathilan. Perang yang ditonjolkan disini adalah lebih kepada perang antara suatu kebudayaan baru yang masuk dalam sendi-sendi islam yang secara mendasar, seperti adanya pergaulan bebas atau ideology barat yang masuk ke Indonesia dan sedikit demi sedikit akan mengalami pergeseran nilai-nilai yang ada dalam masyarakat Indonesia. Irisan kebudayaan atau mengenai pandangan hidup yang sangat sarat akan kesenjangan membuat mati atas suatu hal yang mendasar atau fundamental surga adalah jaminannya. Inilah sebagian kepercayaan yang dianut oleh amrozi, Dulmatin, dan Imam Samudra. Keimanan atau keyakinan kepada Allah adalah harga mati dan tidak ada kompormi atasnya. Saya bangga terhadap orang seperti Amrozi, Imam Samudra dan kawan-kawannya mereka adalah orang yang memunyai keyakinan yang kuat dan tidak ada kompromi terhadap keyakinan mereka. Apakah yang membuat mereka berani melakukan hal itu. Apakah surga yang mereka kejar? Itulah orang-orang yang yakin bahwa mati didalam jalan Allah adalah surga jaminannya. Yang menjadi pertanyaan saya adalah begitu mudah jalan untuk menuju surga. Tapi terlepas dari semua itu adalah suatu keyakinan yang tidak dipunyai oleh orang-orang yang lain. Keyakinan yang mereka miliki sangat kuat dan mereka akan mempertahankannya demi keyakinannya. Kemudian poin yang kedua dari film itu yang saya dapatkan adalah dari sisi aksiologisnya yakni setelah mereka mengadakan kajian-kajian tentang bagaimana cara mereka untuk membela agama Allah demi tujuan surga. Dan ada suatu pertanyaan yang sangat bagus dalam Film itu. Kurang lebih begini pertanyaannya hai Amrozi apakah yang akan kita kejar atau kita dapatkan setelah membunuh kaum-kaum kafir itu (orang-orang barat)? Apakah kita mengejar surga atau suatu kebahagiaan dan apa bedanya kesenangan dengan anak2 yang lagi bermain itu? Dan apakah benar kita akan bertemu disurga? Dan apakah manfaat setelah kita melakukan ini? Amrozy hanya bisa terdiam sejenak dan berkata ini adalah masalah keyakinan! Disini kita bisa melihat tentang arti pertanyaan dari teman Amrozy, bahwa adakah benar kehidupan setelah kematian? Saipa yang tahu ada kehidupan sesudah mati? Tapi hal tersebut tidak untuk diperdebatkan karena kalau untuk diperdebatkan maka tidak akan ada habisnya, akan tetapi hal itu hanya bisa diyakini atau di imani. Dan yang menjadi masalah adalah ketika kita mengarapkan manfaat yang kita lakukan. Dalam khasanah pengetahuan dalam buku Jujun dijelaskan bahwa ada tiga kategori yaitu science, art dan religius. Dalam pembahasan kita adalah tentang religus juga harus ada sisi aksiologisnya. Akan tetapi begitu sederhana kita memaknai Islam ketika islam yang benar adalah bahwa ketika kita memerangi orang kafir maka kita akan masuk surga. apakah ini manfaatnya kita mempelajari islam? Ingat di dalam pengetahuan seperti Science, Art dan religi tidak saja mendasar pada apa manfaatnya, akan tetapi lebih kepada tiga hal yaitu yang pertama to know, yang kedua to manaje, dan yang terakhir to solve. Jadi Islam tidak begitu dangkal dari aspek ontologisnya masih perlu kita melihat bagaimana kita untuk to solve, To manaje atau paling tidak untuk to know. Islam mengajarkan santun terhadap semua umat manusia, islam mengajarkan tentang cara memperlakukan agama lain dengan baik, islam hal ini terjadi pada waktu Rasullulah di madinah hingga keluarnya Piagam Madinah. Islam mengajarkan kebahagiaan akidah dan akhlak. Islam adalah agama yang mengajarkan mendapatkan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda